Sabtu, 25 Agustus 2012

SMS Dapat Timbulkan Tendinitis

                                                                       Publikasi: 08/04/2005 09:19 WIB

eramuslim - Mengirim SMS, short message service, memang bukan hal baru bagi
pengguna handphone. Namun, di balik asyiknya ber-SMS, siapa duga, bisa
menimbulkan penyakit fisik dan mental.

SMS adalah salah satu pelayanan teknologi komunikasi canggih yang sudah tidak
asing lagi bagi para pengguna telepon seluler. Dengan SMS, berita singkat dapat
cepat sampai ke tangan penerima berita, dan sebaliknya jawabanpun akan
dengan cepat pula dapat diterima oleh pengirim berita.

Tapi, kehebatan teknologi ternyata tidak selalu bermanfaat bagi manusia sebagai
penggunanya. Seperti yang terjadi pada seorang anak perempuan di Italia, yang
dibawa berobat oleh orangtuanya karena mengalami rasa nyeri yang hebat pada
ibu jarinya.

Setelah diperiksa dokter, didiagnosa menderita tendinitis akut, yang semula
diperkirakan akibat dari berolahraga atau karena bermain tenis. Namun setelah
diteliti lebih lanjut, ternyata tendinitis yang diderita remaja putri tersebut disebabkan
karena mengetikkan sekitar 100 SMS dari handphone setiap harinya.
Tendinitis adalah suatu peradangan, iritasi dan pembengkakan pada jaringan
tendon (jaringan ikat dari otot yang terdapat pada sendi). Tendinitis ini dapat terjadi
akibat cedera, usia tua yang menyebabkan elastisitasnya berkurang atau karena
penggunaan sendi yang berlebihan dengan gerakan yang sama berulang-ulang.
Gejala yang sering timbul pada tendinitis adalah rasa nyeri terutama saat sendi
digerakkan.

Tendinitis dapat terjadi pada sendi apapun, tapi sendi yang sering terkena adalah
sendi bahu, siku, lutut (tendon Achilles) dan sendi pergelangan tangan.
Pengobatan yang sering diberikan adalah dengan obat-obatan anti peradangan
dan obat pereda nyeri. Selain itu tentunya sendi yang terkena harus diistirahatkan.
Dan setelah sembuh pun, kebiasaan menggunakan sendi yang sama secara
berulang-ulang secara berlebihan harus dihindari, seperti misalnya kebiasaan
mengetikkan pesan SMS di telepon genggam hingga 100 SMS per hari!
Selain bisa menyebabkan tendisitis. Ternyata penggunaan handphone atau
telepon genggam dapat berisiko menyebabkan kanker bagi pemakainya.
Penelitian terbaru yang dilakukan di Swedia mencoba menjawab hal tersebut.
Sekitar 750 orang partisipan ikut serta dalam penelitian ini. Hasilnya, penggunaan
ponsel selama sekurangnya 10 tahun meningkatkan risiko tumor telinga menjadi 4
kali lipat. Tumor telinga ini, yang disebut Akustik Neuroma, meningkat risikonya
hingga 3,9 kali lipat pada sisi telinga yang sering menggunakan ponsel.
Akustik Neuroma adalah tumor jinak pada saraf pendengaran, yang dapat
menyebabkan kerusakan otak dan saraf. Risiko ini akan terjadi pada mereka yang
menggunakan ponsel lebih dari 10 tahun. Bila penggunaannya kurang dari 10
tahun, risiko tidak mencapai sebesar itu. Risiko dapat dihindari dengan
menggunakan perangkat 'hands-free', sehingga ponsel tidak perlu digunakan
menempel pada telinga.

Tahun 2002, peneliti dari Finlandia menemukan bahwa ponsel mengeluarkan radiasi
elektromagnetik, yang dapat mempengaruhi jaringan otak manusia. Tapi hingga
kini, belum dapat dibuktikan akan adanya efek yang dapat membahayakan
manusia. Walau demikian, sebaiknya mulai waspada dalam penggunaan ponsel.
Bila memungkinkan, gunakan perangkat 'hands-free' dan sebaiknya jangan biarkan
anak untuk sering menggunakannya.

Dampak lain dari SMS, ternyata bisa merambat ke masalah mental. Hal ini terjadi
pada sebuah klinik yang pasiennya bukan menderita penyakit fisik, justru mereka
banyak sekali merawat pasien yang keranjingan mengirim pesan-pesan tertulis
lewat SMS. Dalam 18 bulan terakhir, banyak pasien datang ke klinik yang berlokasi
di Roehampton, barat daya London itu, mengeluh tak bisa melepaskan diri dari
telepon genggam miliknya. Dr. Mark Collins, salah seorang dokter yang merawat
pecandu SMS berujar, "Ini penyakit baru yang muncul dalam masyarakat, akibat
obsesi berlebihan terhadap piranti teknologi modern."

"Dalam 18 bulan terakhir, banyak jumlah pecandu yang sulit sekali menghentikan
kebiasaannya mengirimkan pesan-pesan tertulis. Entah itu lewat internet atau
telepon genggam," lanjutnya. "Salah seorang pasien saya, menghabiskan 7 jam
sehari hanya untuk menulis pesan."

Salah seorang diantara pasien tersebut, menderita ketegangan dan rasa nyeri yang
terus berulang, akibat terlalu sering menekan tombol-tombol handphone-nya.
"Ada beberapa pasien yang berhenti minum alkohol dan mengonsumi kokain
tetapi menghabiskan lebih dari 5 jam sehari untuk chatting di internet."
Salah seorang pecandu SMS, bahkan mengaku mengirimkan 54 pesan dalam
sehari, kata Dr Collins. Sementara menurut survei, para pengguna telepon
genggam di seluruh dunia ratarata mengirim 8 pesan SMS setiap hari.

Sepertiga diantara pengguna telepon genggam menyatakan, alasan utama
mereka membeli handphone adalah agar bisa mengirimkan pesan-pesan tertulis.
Empat di antara 10 pemakai handphone, menggunakannya untuk mengirimkan
pesan-pesan cinta kepada orang yang dikasihinya, terutama pacar. Meskipun 22
persen diantara mereka mengaku dicampakkan pacarnya lewat SMS.
Ayah seorang pasien berceritera anaknya yang baru berusia 16 tahun
menghabiskan 20 poundsterling (kurang lebih 300.000 rupiah) seminggu ditambah
seluruh uang jajannya untuk kirim-kiriman SMS dengan temannya.
"Dia tidak makan siang di sekolah dalam 3 bulan terakhir ini, dan yang lebih buruk
dia tidakpunya kegiatan atau hobi lain di luar itu," kata sang ayah. (to/bbc/kmp)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar